jawaban soal: kemerdekaan hak repudiasi

Jawaban Soal: Apakah tema yang mendasari novel ronggeng dukuh paruk?

Jawaban:

Tema disebut juga dengan ide sentral yang merupakan jiwa dari suatu cerita fiksi. Tema memiliki kaitan dengan makna kehidupan. Secara garis besar, tema dibagi menjadi dua, yaitu

1. tema utama atau tema mayor, yaitu tema yang menjadi fondasi utama penceritaan.

2. tema turunan atau tema minor, adalah tema yang menjadi penguat tema utama.

Pembahasan

Tema yang yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah tema percintaan, sosial dan budaya.

Tema sosial adalah tema yang berhubungan dengan hubungan antarmanusia yang terdapat pada cerita tersebut.

Tema budaya adalah tema yang berhubungan dengan adat istiadat atau kebiasaan yang berlangsung di dalam masyarakat tersebut.

Tema percintaan pada novel Ronggeng Dukuh Paruk mengenai percintaan Srintil, seorang penari ronggeng dengan Rasus, teman masa kecil Srintil yang berprofesi sebagai tentara.

Tema sosial pada novel Ronggeng Dukuh Paruk mengenai permasalahan warga Dukuh Paruk yang dilanda kelaparan dan kemiskinan.

Tema budaya pada novel Ronggeng Dukuh Paruk mengenai pemilihan ronggeng yang telah menjadi adat yang kebiasaan dukuh tersebut.

——————-

soal berikut

Analisis Unsur Kebahasaan Novel Ronggeng Dukuh Paruk ​

Jawaban

1. Majas Personifikasi

Majas personifikasi yaitu kiasan yang menggambarkan sebuah benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. seperti beberapa kalimat berikut:

– Tetes-tetes embuh jatuh menimbulkan suara desih² musik yang serempak.

– Dalam kerimbunan daun-daunnya sedang dipagelarkan merdunya harmoni alam yang melantunkan kesyahduan.

– Dukuh Paruk kembali menjatuhkan pundak-pundak yang berat kembali bersimbah air mata.

Majas metafora merupakan kiasan yang mengungkapkan perbandingan. Pada novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat pada kalimat berikut:

Majas metafora merupakan kiasan yang mengungkapkan perbandingan. Pada novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat pada kalimat berikut:Mereka pantas berkejaran, bermain dan bertembang. Mereka sebaiknya tahu masa kanak-kanak adalah surga yang hanya sekali datang.

2. Majas Hiperbola

Majas hiperbola merupakan majas yang melebih-lebihkan sesuatu. Pada novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat dalam beberapa kalimat seperti berikut ini:

– Aku bisa mendengar semua bisik hati yang paling lirih sekalipun.

– Aku dapat melihat mutiara-mutiara jiwa dalam lubuk yang paling pingit.

3.Majas Simile

Majas simile merupakan majas yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan atu sering disebut dengan majas perumpamaan, terdapat pada kalimat berikut:

– seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketapel sambil menjerit-jerit sejadinya.

– Ibarat meniti sebuah titian panjang berbahaya, aku hanya bisa menceritakannya kembali, mengulas serta merekamnya setelah aku sampai di seberang.

– Malam hari berlatar langit kemarau, langit seperti akan menelan segalanya kecuali apa-apa yang bercahaya.

4.Majas Sindiran

Majas sindiran merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir.

– “Si tua bangka ini sungguh sungguh tengik!”

5.Majas Metafora

Majas metafora merupakan kiasan yang mengungkapkan perbandingan. Pada novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat pada kalimat berikut:

Mereka pantas berkejaran, bermain dan bertembang. Mereka sebaiknya tahu masa kanak-kanak adalah surga yang hanya sekali datang.

semoga membantu

—————————————————-

Detil jawaban

Kelas: XII

Mapel: Bahasa Indonesia

Bab: Menikmati Novel (bab 4)

Kode: 12.1.4

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *