Gagal Sekolah Negeri, Siswa Bandung Belum Bisa Sekolah

Beberapa siswa miskin tidak dapat bersekolah karena mereka tidak dapat masuk ke sekolah Negeri dan tidak mampu bersekolah di sekolah swasta.

Orang tua siswa juga telah meminta solusi ke Dinas Pendidikan Jawa Barat. Salah satu orang tua siswa, Mariam Rahayu, mengatakan anaknya tidak bisa bersekolah di jalur verifikasi karena tidak bisa bersaing dalam hal jarak dari rumahnya ke sekolah tempat ia terdaftar.

Anaknya Nuri Rama bersekolah di SMAN 20 Bandung dan SMAN 10 Bandung. Pada penerimaan mahasiswa baru (PPDB) tahap kedua, Nuri juga dilarang masuk sekolah umum karena zonasi.
Karena itu, dia tidak bersekolah sampai saat ini. Mariam tidak ingin Nuri masuk ke sekolah swasta. Tapi dia tidak punya uang untuk mendaftar di sekolah swasta.
Misalnya, di sekolah menengah swasta, biaya pendaftaran untuk siswa mencapai rp 20 jt.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan 2 juta rupiah setiap tahun kepada siswa miskin.

Karena itu, sisa biaya masuk sekolah swasta sebesar Rp 18 juta harus ditanggung orang tua. Tak perlu dikatakan, biaya bulanan untuk sekolah swasta adalah Rp 500.000, yang harus dibayar oleh orang tua.

Karena itu, Mariam tidak menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.
Anak-anak merasa tertekan. Fotonya akan muncul sebagai maskot di pengumuman PPDB, tapi dia belum sekolah,” kata Mariam, Senin, 1 Agustus 2022.

Mariam mengatakan dia mencari bantuan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat. Namun, sejauh ini belum ada dukungan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk menyekolahkan anak.

Ia juga mengaku belum mengetahui sekolah mana saja yang saat ini sedang kosong.
Seperti Mariam, Ice Aista berharap Dinas Pendidikan Jabar bisa membantunya mencarikan sekolah untuk anaknya.

Ia meminta bantuan kepada Cabang VII (KCD) Jawa Barat, namun sejauh ini belum ada kabar.

Karena masalah jarak, anak Ice tidak diterima di sekolah umum. Menurutnya, rumahnya di Desa Hegarmana jauh dari sekolah umum.

Sekolah umum terdekat yaitu SMAN 2 Bandung dan SMAN 15 Bandung berjarak sekitar 3 km dari rumah saya.

Sekolah swasta terdekat, SMA Pasundan 2, juga berjarak sekitar 2 kilometer.

Tapi menyekolahkan anak ke sekolah swasta bukan soal jarak, tapi soal biaya. Ice ingin putranya bersekolah di sekolah swasta secara gratis.

tidak gratis

Menurut Illa Setiawati dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP), sebenarnya tidak ada sekolah swasta gratis, dan ada 25 sekolah yang mengikuti program “Peduli Miskin” yang dicanangkan Dinas Pendidikan Jabar.

Illa mencontohkan salah satu dari 25 sekolah swasta yang membebankan biaya masuk kepada orang tua sebesar Rs 4,5 lakh.
Dari biaya tersebut, hanya Rp2 juta yang ditanggung Dinas Pendidikan Jawa Barat. Sisanya Rp 2,5 juta harus ditanggung orang tua siswa. Selain itu, biaya seperti seragam.

“Makanya saya tidak masuk ke sekolah swasta. Tidak ada jaminan gratis,” kata Illa.

KCD VII berjanji akan menyekolahkan anak-anak tak terdidik ke sekolah swasta.
Ketika Illa menghubungi sekolah swasta yang bersangkutan, sebenarnya ada nama anak-anak yang tidak bersekolah di telepon.

Namun, menurut pihak sekolah, anak-anak ini tidak diprioritaskan di sekolah swasta.
Menyikapi hal tersebut, Dirjen Pendidikan Provinsi Jawa Barat Yesa Sarwedi mendorong para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di 25 sekolah swasta yang tergabung dalam program “Peduli Miskin dan Keluarga Miskin”. Jangan pergi ke sekolah swasta yang mahal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *